Minggu, 19 Januari 2014

Psikologi kesehatan



“Metode Pendidikan Kesehatan”

Pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat,kelompok atau individu. Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan  tersebut masyarakat,kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik.akhirnya pengetahuan tersebut diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilakunya. Dengan kata lain, dengan adanya pendidikan tersebut dapat membawaakibat terhadap perubahan perilaku sasaran.
Pendidikan kesehatan juga sebagai suatu proses,dimana proses tersebut mempunyai masukan (input) dan keluarga(output). Didalam suatu proses pendidikan kesehatan yang menuju tercapainya tujuan pendidikan yakni perubahan perilaku dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu proses pendidikan disamping masukannya sendiri juga metode materi atau pesannya,pendidikan atau petugas yang yang melakukannya,dan alat-alat bantu/alat peraga pendidikan. Agar dicapai suatu hasil yang Optimal, maka faktor-faktor tersebut harus berkerjasama secara harmonis. Hal ini berarti, bahwa untuk masukan (sasaran pendidikan) tertentu, harus menggunakan cara tertentu pula, materi juga harus di sesuaikan dengan sasaran, demikian juga alat bantu pendidikan disesuaikan. Untuk sasaran kelompok, metodenya harus berbeda dengan sasaran massa dan sasaran Individual. Untuk sasaran massa pun harus berbeda dengan sasaran Individual dan sebagainya.
Dibawah ini akan diuraikan beberapa metode pendidikan Individual, kelompok dan massa (Publik).

A.       Metode Pendidikan Individual (Perorangan)
Dalam pendidikan, metode pendidikan yang bersifat Individual ini digunakan untuk membina perilaku baru, atau seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Misalnya seorang ibu yang baru saja menjadi akseptor atau seorang ibu hamil yang sedang tertarik terhadap imunisasi TT karena baru saja memperoleh/mendengarkan penyuluhan kesehatan. Pendekatan yang digunakan agar ibu hamil tersebut agar segera minta imunisasi, berarti kepada ibu-ibu yang bersangkutan, tetapi mungkin juga kepada suami atau keluarga dari ibu tersebut. Dasar digunakannya pendekatan Individual ini disebabkan karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut. Agar petugas kesehatan mengetahui dengan tepat, serta membantunya maka perlu menggunakan metode (cara ini).
Bentuk dari pendekatan ini dikemukakan oleh Nursalam Efendy : 2008 antara lain :
a.         Bimbingan dan Penyuluhan (Guidance and Counseling)
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif, setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat di korek, dan dibantu penyelesainnya. Akhirnya klien tersebut akan dengan sukarela dan berdasarkan kesadaran, penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku).
b.        Interview (Wawancara)
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan. Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untu menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.

B.       Metode Pendidikan Kelompok
dalam memilih pendidikan kelompok, harus mengingat besarna kelompok sasaran serta tingkat pendidikan forma pada sasaran. Untuk kelompok yang besar, metodenya akan lain dengan kelompok kecil. Efektifitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran pendidikan.
a.         Kelompok Besar
Yang dimaksud kelompok besar di sini adalah apabila peserta penyuluhan itu lebih dari 15 Orang. Metode yang baik untuk kelomppok besar ini, antara lain :
1.        Ceramah : Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah :
a)        Persiapan
Ceramah yang berhasil apabila yang ceramah itu sendiri menguasai materi dari yang akan diceramahkan. Untuk itu penceramah harus mempersiapkan diri dengan.
-            Mempelajari materi dengan sistematika yang baik, lebih baik lagi kalo disusun dalam diagram atau skema.
-            Menyiapkan alat-alat bantu pengajaran misalnya : makalah singkat, slide, transparan, sound sistem dan sebagainya.
b)        Pelaksanaan
Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah apabila penceramah tersebut dapat menguasai sasaran cermah. Untuk dapat menguasai sasaran (dalam arti psikologis), penceramah dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :
-            Sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak boleh bersikap ragu-ragu, dan gelisah.
-            Suara hendaknya cukup keras dan jelas.
-            Pandangan harus tertuju keseluruh peserta ceramah.
-            Berdiri di depan (di pertengahan), tidak boleh duduk.
-            Menggunakan alat-alat bantu lihat (AVA) semaksimal mungkin.
2.        Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (persentasi) dari satu ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik yang di anggap penting dan biasanya di anggap hangat oleh masyarakat.
b.        Kelompok Kecil (myfield : 1980)
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 Orang biasanya kita sebut kelompok kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil ini antara lain :
a)        Diskusi Kelompok
Dalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok dapat bebas berpartisipasi dalam diskusi, maka formasi duduk peserta di atur sedemikian rupa sehingga mereka dapat berhadap-hadapan atau saling memandang satu sama lain, misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi empat. Pimpinan diskusi/penyuluh juga duduk diantara peserta, sehingga tidak menimbulkan kesan ada yang lebih tingi. Tepatnya mereka dalam taraf yang sama, sehingga tiap anggojta kelompok ada kebebasan/keterbukaan untuk mengeluarkan pendapat.
Untuk memulai diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-pancingan berupa pertanyaan-pertanyaan atau kasus sehubungan dengan topik yang dibahas. Agar terjadi diskusi yang hidup pemimpin kelompok harus mengarahkan, dan mengatur sedemikian rupa sehingga semua orang dapat kesempatan berbicara, sehingga tidak menimbulkan dominasi dari salah seorang peserta.
1)        Penggunaan metode diskusi kelompok harus memenuhi ketentuan berikut:
a.         Peserta diberi kesempatan untuk saling mengemukakan pendapat.
b.         Problema dibuat menarik.
c.         Peserta dibantu mengemukakan pendapatnya.
d.        Problemanya perlu dikenal dan diolah.
e.         Ciptakan suasana informasi.
f.          Orang yang tidak suka bicara diberi kesempatan.
2)        Keuntungan menggunakan metode ini antara lain:
a.         Memungkinkan saling mengemukakan pendapat.
b.         Merupakan pendekatan yang demokratis.
c.         Mendorong rasa kesatuan.
d.        Memperluas pandangan.
e.         Menghayati kepemimpinan bersama.
f.          Membantu mengembangkan kepemimpinan.
g.         Memperoleh pandangan dari orang yang tidak suka bicara.
3)        Kekurangan menggunakan metode ini antara lain:
a.         Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.
b.         Peserta memperoleh informasi yang terbatas.
c.         Diskusi mudah berlarut-larut.
d.        Membutuhkan pemimpin yang terampil.
e.         Mungkin didominasi orang-orang yang suka belajar.
f.          Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.

b)        Curah Pendapat (Brain Storming)
Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsipnya sama dengan metode diskusi kelompok. Bedanya pada pemulanya pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah kemudian peserta memberikan jawaban-jawaban atau tanggapan (cara pendapat). Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut ditampung dan di tulis dalam flipchart atau papan tulis. Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya, tidak boleh diberi komentar oleh siapapun. Baru setelah semua anggota mengeluarkan pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari, dan akhirnya terjadilah diskusi.
c)        Bola Salju (Snow Balling)
Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang). Kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah, setelah lebih kurang 5 menit tiap 2 pasangbergabung menjadi satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya akhirnya terjadi diskusi seluruh kelas.
d)        Kelompok Kecil-Kecil (Bruzz Group)
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok kecil-kecil (buzz group) kemudian dilontarkan suatu permasalahan-permasalahan sama/tidak dengan kelompok lain dan masing-masing kelompok mendiskusikan masalah-masalah tersebut. Selanjutnya kesimpulan dari tiap kelompok tersebut dan dicari kesimpulannya.
Langkah-langkah :
1)        Masalah telah ditentukan oleh pendidik dan peserta didik.
2)        Pendidik menunjuk beberapa murid untuk membuat kelompok kecil.
3)        Pendidik membagikan bagian-bagian masalah yang harus didiskusikan.
4)        Kelompok mulai berdiskusi.
5)        Setelah itu setiap kelompok kecil bersatu membentuk kelompok besar.
6)        Setiap kelompok kecil melaporkan hasil diskusi secara bergantian di dalam kelompok besar.
7)        Pendidik mencatat pokok-pokok pikiran yang telah disampaikan.
8)        Pendidik menugaskan murid untuk merangkum hasil diskusi.
9)        Evaluasi.
e)        Role Play (Memainkan Peranan)
Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peranan tertentu untuk memainkan peranan, misalnya sebagai dokter puskesmas, sebagai perawat atau bidan dan sebagainya, sedangkan anggota yang lain sebagai pasien atau anggota masyarakat. Mereka memeragakan misalnya bagaimana interaksi/komuniakasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas.
f)         Permainan Simulasi (Simulation Game)
Metode ini adalah gambaran antara Role Play dengan diskusi kelompok. Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk permainan seperti permainan monopoli dengan menggunakan dadu, gaco (penunjuk arah), selain beberan atau papan main. Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagian lagi berperan sebagai nama sumber.

C.       Media Pendidikan Kesehatan untuk Kelompok Kecil
Media pendidikan adalah alat (saluran) yang digunakan untuk penyampaian pesan. Manusia  menggunakan indra untuk berinteraksi dengan lingkungannya sehingga untuk mempengaruhi interaksi  tersebut digunakanlah berbagai media. Semakin banyak indra yang digunakan untuk menerima suatu pesan maka akan semakin mudah pesan itu diterima/dipahami.
http://teknologipendidikan.files.wordpress.com/2006/09/cone_of_learning.jpgElgar Dale, membagi media dalam 11 macam sesuai dengan tingkatan intensitasnya masing-masing.









Dari kerucut tersebut dapat dilihat bahwa lapisan paling bawah adalah benda asli dan yang  paling atas adalah kata-kata. Hal ini berarti dalamproses pendidikan, benda asli memiliki intensitas yang  paling kuat/besar untuk mempersepsikan pesan yang disampaikan.
Jenis media yang sering digunakan:
a.     Media cetak: booklet, leaftlet, flyer (selebaran), flip chart (lembar balik), rubrik, poster, foto, spanduk, umbul- umbul.
b.    Media elektronik: TV, radio, video, slide, film strip, dll
c.     Media papan (billboard): poster, pamplet, baleho, dll.
d.    Media peraga: alat tiruan seperti pantom, boneka, dami, dan instrumen lainnya. Atau benda asli.
Analisis Perilaku Kesehatan
a)        Pengkajian
Sebelum pendidikan kesehatan diberikan, lebih dulu dilakukan pengkajian/analisis terhadap kebutuhan pendidikan dengan mendiagnosis penyebab masalah kesehatan yang terjadi. Hal ini dilakukan dengan melihat faktor2 yang mempengaruhi perilaku kesehatan.
Lawrence Green (1980), perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor:
a.         Faktor pendukung (predisposing factors), mencakup:
pengetahuan, sikap, tradisi, kepercayaan/keyakinan, sistem nilai, pendidikan, sosial ekonomi, dsb.
b.        Faktor pemungkin(enambling factors), mencakup:
Fasilitas kesehatan, mis: spal, air bersih, pembuangan sampah, mck, makanan bergizi, dsb. Termasuk  juga tempat pelayanan kesehatan seperti RS, poliklinik, puskesmas, rs, posyandu, polindes, bides,  dokter, perawat dsb.
c.         Faktor penguat (reinforcing factors), mencakup:
sikap dan perilaku: toma, toga, petugas kes. Kebijakan/peraturan/UU, LSM.
b)        Informasi tersebut dapat diperoleh melalui kegiatan :
1)        Observasi.
2)        Wawancara.
3)        Angket/quesioner.
4)        Dokumentasi.
c)         Jenis informasi yang diperlukan dalam pengkajian antara lain:
1)        Pentingnya masalah bagi individu, kelompok dan masyarakat yang dibantu.
2)        Masalah lain yang kita lihat.
3)        Masalah yang dilihat oleh petugas lain.
4)        Jumlah orang yang mempunyai masalah ini.
5)        Kebiasaan yang dapat menimbulkan masalah.
6)        Alasan yang ada bagi munculnya masalah  tersebut.
7)        Penyebab lain dari masalah tersebut.

d)        Tujuan pengkajian
1)        Untuk mengetahui besar, parah dan bahayanya masalah yang dirasakan.
2)        Menentukan langkah tepat untuk mengatasi masalah.
e)         Memahami masalah
1)        Mengapa muncul masalah.
2)        Siapa yang akan memecahkan masalah dan siapa yang perlu dilibatkan.
3)        Jenis bantuan yang akan diberikan.



















DAFTAR PUSTAKA


Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian 4 Pendidikan Lintas Bidang. PT. Imperial Bhakti Utama.
Nursalam & Efendy, Ferry. Pendidikan dalam Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan:Teori & Aplikasi. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Green, Lawrence, Health Education Planning, A Diagnostic Approach, The Jhon Hopkis University, Mayfield Publishing Co. 1980.
Soekidjo Notoatmodjo, Pengantar Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Andi Offset, Yogyakarta : 1993.
---------- Komponen-Komponen Pendidikan Dalam Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, Bursa Buku FKM-UI, Jakarta : 1986.

1 komentar:

  1. How To Make Money With Online Casinos - WorkToMoney.com
    › › Casino › Casino Jun 2, 2021 — Jun 2, 2021 How to Make Money Using Online Casinos choegocasino - Discover the Benefits of Playing Casino Games Online. 온카지노 Online Casino Bonus หาเงินออนไลน์ Guide: How to Make Money With Online Casinos

    BalasHapus